15 Provinsi Tidak Ada Penambahan Kasus Positif Covid-19

Sulselpedia.com, Jakarta – Secara nasional kasus positif Covid-19 memang bertambah setiap harinya. Namun per hari ini, Senin (1/6) penambahan kasus Covid-19 tersebut tidak terjadi di 15 provinsi.

Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dr. Achmad Yurianto mengatakan meskipun tidak terjadi penambahan kasus positif Covid-19 di 15 provinsi, pihaknya terus berupaya menekan angka kasus di provinsi yang masih terjadi penambahan kasus Covid-19.

“15 Provinsi tidak ada laporan kasus positif. Oleh karena itu kita masih akan terus berupaya semaksimal mungkin pada provinsi yang sekarang masih tinggi angka penambahan kasus positif Covid-19 untuk kita tekan dengan berbasis pada perubahan perilaku masyarakat,” katanya pada Konferensi Pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (1/6).

Baca Juga :  Pegawai Kominfo Peduli Covid-19 Sumbang 2.250 Rapid Test Kit dan APD untuk 11 RS

15 provinsi tersebut antara lain Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Riau, Maluku, Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Gorontalo.

Namun demikian masih ada 5 provinsi dengan penambahan kasus tertinggi yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan.

Secara rinci, spesimen yang diperiksa hingga hari ini sebanyak 333.415 dengan hasil konfirmasi positif Covid-19 bertambah 467 total 26.940. Pasien sembuh bertambah 329 total 7.637, sementara pasien meninggal bertambah 28 total 1.641.
Kabupaten/kota terdampak sudah 416 di semua provinsi. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 48.358, dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 13.120.

Baca Juga :  Tausiah Daring Pemkab Pinrang Hadirkan Ustadz Das’ad Latif

“Mari kita bersama menyadari bahwa penularan masih terus terjadi, kemudian kita mengupayakan berbagai hal untuk mencegah penularan namun tetap bisa produktif,” ujarnya.

Tatanan kehidupan yang baru (New Normal Life) menjadikan kondisi masyarakat tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Penerapan kebijakan New Normal itu tidak dilakukan secara langsung di semua wilayah di Indonesia, melainkan berdasarkan kondisi epidemiologi penyakit di daerah tersebut dan sistem kesehatan di sana.

Baca Juga :  Warga Barru Dipulangkan Malaysia, Pemkab Barru Akan Lakukan Rapid Test

“Kami akan memberikan masukan melalui gugus tugas kepada pemerintah daerah setelah kami melakukan kajian tentang epidemiologi penyakit di wilayah itu. Kita juga akan menyampaikan data sistem kesehatan di wilayah itu termasuk sistem surveilans,” kata dr. Achmad.

Keberhasilan tatanan New Normal ditentukan oleh perubahan perilaku masyarakat yang membiasakan jaga jarak fisik dengan orang lain, memakai masker, rajin cuci tangan pakai sabun, dan berolah raga.

“Oleh karena itu dengan cara ini (Perubahan perilaku era New Normal) kita akan bisa memenangkan pengendalian Covid-19,” ucap dr. Achmad.(rls)

Baca artikel terbaru Sulselpedia di Google News