Meity Rahmatia Perjuangkan Beasiswa untuk Anak Warga Binaan Lapas

SULSELPEDIA – Anggota DPR RI dari Sulawesi Selatan, Meity Rahmatia menyatakan komitmennya memperjuangkan beasiswa pendidikan bagi anak-anak warga binaan lembaga pemasyarakatan (Lapas), terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Makassar baru-baru ini.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera tersebut menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan menghindarkan generasi muda dari lingkungan kriminalitas.

“Anak-anak ini memiliki masa depan yang harus kita dukung. Tanpa akses pendidikan yang memadai, mereka rentan terjebak dalam lingkaran yang sama dengan orang tua mereka,” ujar Meity.

Menurutnya, hasil tinjauan di sejumlah Lapas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana terjerat kasus narkoba akibat tekanan ekonomi.

“Di Lapas Perempuan Kelas IIA Gowa, misalnya, 80 persen penghuninya terkait kasus narkoba, kebanyakan sebagai kurir atau pengedar kecil. Kondisi ini sering kali didorong oleh kebutuhan ekonomi mendesak,” jelas Meity.

Ia menambahkan, banyak pelaku berasal dari kalangan ibu rumah tangga yang menjadi single parent.

“Anak-anak mereka yang ditinggalkan harus bertahan hidup di luar dengan keterbatasan finansial. Tanpa bantuan pendidikan, masa depan mereka semakin tidak pasti,” lanjutnya.

Meity menegaskan niatnya untuk memperjuangkan beasiswa ini, setidaknya dimulai dari wilayah Sulsel yang meliputi Makassar, Gowa, dan sekitarnya.

“Saya berharap upaya ini dapat menjadi langkah awal untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi mereka,” katanya.

Sebagai anggota Komisi XIII DPR RI, Meity sering mengunjungi Lapas di berbagai daerah, termasuk Lapas Narkotika Kelas IIA Gowa dan Lapas Kelas I Makassar.

Dengan bermitra bersama Kementerian Hukum dan HAM serta Lapas, ia berharap program ini dapat segera direalisasikan.

Pemerintah, menurut Meity, memiliki kewajiban moral untuk memperhatikan anak-anak dari keluarga yang terkena dampak langsung akibat kejahatan.

“Mereka harus diberi peluang untuk berkembang, sehingga tidak jatuh ke dalam lingkaran kemiskinan atau kriminalitas yang sama,” pungkasnya.(**)

Baca artikel terbaru Sulselpedia di Google News