SULSELPEDIA – Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sepakat menahan anggaran penyertaan modal untuk PT Sulsel Andalan Energi (Perseroda) pada APBD Perubahan tahun 2025.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Sulsel Fadel Tauphan Ansar mengatakan, anggaran penyertaan modal PT SAE senilai Rp2,5 miliar, ditunda karena pertimbangan efisiensi keuangan.
“Mereka minta Rp2,5 miliar untuk penyertaan modal, karena namanya perusahaan baru dibantulah. Tapi kan, kondisi pemprov saat ini sedang tidak baik baik saja, efisiensi kan,” ujar Fadel usai rapat dengan PT SAE, Jumat (9/5).
Selain itu, Komisi C DPRD Sulsel menahan penyertaan modal PT SAE disebabkan tidak jelasnya negosiasi partisipation interest atau bagi untung dengan PT Energy Equity Epic Pty LTD yang mengelola blok migas Sengkang.
Awalnya, PT Energy Equity Epic dan Pemprov Sulsel di era Pj Gubernur Zudan Arif Fakhrulloh telah sepakat soal bagi untung sebesar 2,5 persen setiap tahunnya.
Namun belakangan, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman meminta PT SAE dengan direksi barunya agar merevisi kesepakatan itu menjadi 10 persen.
Komisi C pun meminta PT SAE untuk menerima kesepakatan awal 2,5 persen atau setara hampir Rp3 miliar. Usulan itu mempertimbangkan aspek operasional BUMD tersebut.
“Jadi kami dari Komisi C daripada menunggu sepakati saja dulu yang 2,5 persen itu, sembari berjalan. Daripada setengah mati untuk operasional dan lain-lain tidak tunggu juga penyertaan modal dari Pemprov,” jelas ketua Fraksi Gerindra ini.
Maka dari itu, Komisi C DPRD Sulsel memberi waktu satu bulan kepada PT SAE untuk melakukan negosiasi ulang bagi untung dengan PT Energy Equity Epic.
Jika negosiasi satu bulan tetap pada angka 2,5 persen, maka Komisi C DPRD Sulsel akan mencoret anggaran penyertaan modal PT SAE.
“Tidak ada [penyertaan modal] sudah dihilangkan, kita kan sudah kasih ruang ambil saja yang 2,5 persen itu,” tegas Fadel.
“Kalau memang dia mau 4 atau 5 persen artinya dia tidak ambil yang 2,5 persennya, itu artinya kita tidak kasih juga (penyertaan modal) 2,5 miliar itu,” tandas Fadel.(**)