SULSELPEDIA – Aksi demonstrasi kembali digelar oleh Jaringan Komunikasi Masyarakat Lingkar Tambang Indonesia (JKM LTI) kepada PT. AMM, PT. LAM, PT. Leigton, PT.PJU pada Rabu (28/05/2025).
Aksi ini merupakan respons atas mandeknya tindak lanjut komitmen awal yang telah tertuang dalam berita acara kesepakatan pada aksi sebelumnya tentang komitmen pemberdayaan tenaga kerja lokal.
Aksi demonstrasi ini dipimpin oleh Arwing dan Baso sebagai Jendral Lapangan dengan tuntutan utama berupa pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya dalam hal kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal yang selama ini dinilai masih minim pelibatan dalam perusahaan.
Aksi demontrasi ini dipicu oleh pertemuan sehari sebelumnya pada Selasa (27/5/25) di External Relation PT.Vale yang berakhir dead lock.
Dalam pertemuan tersebut, PT. AMM hadir bersama humas lokal, namun menurut pernyataan dari pihak JKM LTI, ruang-ruang pelibatan masyarakat lokal justru seolah-olah ditutup.
Oknum humas lokal tersebut pasang badan dan tidak memberi ruang kepada JKM untuk memperjuangkan masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan.
“Kami melihat tidak ada itikad baik untuk membuka ruang partisipasi bagi masyarakat lokal. Ini adalah bentuk pengabaian yang serius. Kami menuntut segera dilaksanakannya pertemuan lanjutan yang inklusif,” tegas Arwing di tengah aksi.
Dalam pernyataannya, JKM LTI menyampaikan bahwa jika tidak ada upaya konkrit dari PT. AMM untuk menindaklanjuti tuntutan dan membuka ruang dialog yang partisipatif, maka JKM LTI bersama masyarakat lokal menuntut agar PT. AMM dipulangkan dari Luwu Timur.
JKM LTI juga mengungkapkan bahwa PT. Vale Indonesia, sebagai pemegang izin tambang dan pihak yang memiliki tanggung jawab telah berjanji akan memfasilitasi pertemuan lanjutan. Namun pada saat dihubungi, pihak PT. Vale tidak merespons komunikasi yang dilakukan.
“Kami sudah bersabar dan mengikuti jalur komunikasi, namun jika semua pintu dialog ditutup, maka kami tidak punya pilihan lain selain kembali turun ke jalan atau menuju langsung ke jantung operasional PT. Vale Indonesia,” tegas Baso dalam orasinya.(*)