OPINI  

MSME Day 2020 : Saatnya UMKM Bangkit Ditengah Pandemi Covid-19

Ilustrasi: dok. detikcom

Opini, Sulselpedia.com – Puncak peringatan hari Usaha Mikro Kecil dan Menengah Internasional atau Micro, Small Medium Entreprise Day (MSME Day) kembali digelar pada tanggal 27 Juni tahun 2020. Peringatan hari UMKM internasional tahun ini adalah kali ke-4 sejak perayaan pertama di Buenos Aires, Argentina 27 Juni 2017, selanjutnya ditetapkan melalui sidang umum PBB.  Peringatan hari UMKM secara internasional ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kontribusi UMKM terhadap pembangunan berkelanjutan dan ekonomi global.

Peringatan hari UMKM Internasional tahun ini dilaksanakan saat dunia berjuang bersama menghadapi pandemi covid-19.  Berkaitan dampak pandemi, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres di Markas Besar PBB, New York, (24/9/2019) mengingatkan peran negara dalam melindungi masyarakat miskin dan sektor UMKM yang rentan saat dilanda krisis.

Pandemi covid 19 saat ini berdampak luas ke lebih 200 negara dan menginfeksi lebih dari 9,6 juta orang seluruh dunia. Bukan hanya menyebabkan gangguan kesehatan hingga kematian, pandemi Covid-19 telah mengganggu mata rantai ekonomi dunia dan berpotensi menimbulkan krisis ekonomi. Era globalisasi ditandai perdagangan bebas yang selama ini menggerakkan ekonomi menjadi senyap dan rantai pasok global pun kacau. Akibatnya produksi dan konsumsi masyarakat dunia menjadi terganggu.

Baca Juga :  Analisis Sementara : Hidroksiklorokuin Aman Digunakan untuk Covid-19

Lembaga buruh dunia (ILO) dalam laporan ILO edisi kedua dengan studi terbaru yang diterbitkan pada 18 Maret 2020 tentang COVID-19 dan dunia kerja menggambarkan pandemi Covid-19 sebagai “Krisis global terburuk sejak Perang Dunia II”. Kondisi saat ini merupakan ujian terbesar dalam kerja sama internasional selama lebih dari 75 tahun yang menuntut kebersamaan mencari jalan keluar yang dapat membantu semua lapisan masyarakat global, terutama mereka yang paling rentan atau paling tidak mampu menolong diri mereka sendiri.

Sektor UMKM dinilai sebagai sektor yang paling rentan terhadap krisis ekonomi karena Covid-19. Pasalnya, jenis usaha ini sangat bergantung pada perputaran uang hasil penjualan barang dagangan. Selama pandemi Covid-19, UMKM justru menjadi sektor yang paling rentan karena penurunan permintaan, supply chain, cash flow, bahan baku, dan lain-lain akibat kebijakan physical distancing, stay at home sampai lockdown/karantina.

Baca Juga :  Ini 5 Perubahan Kebiasaan Masyarakat Indonesia Selama Pandemi COVID-19

Peringatan hari UMKM internasional tanggal 27 Juni 2020 seyogyanya menjadi momentum pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk bangkit. UMKM dengan mental wirausaha yang  unggul selalu melihat ada peluang, meskipun di masa krisis. Karena itu pandemi covid-19 bukan untuk meratapi nasib namun saatnya mengubah mindset, kreatif, inovatif serta berkolaborasi menyambut masa depan pasca pandemi.

Menghadapi pandemi, pelaku UMKM dituntut untuk melakukan perubahan cara berfikir dan sikap mental. Pandemi Covid 19 juga menuntut pelaku UMKM membekali diri dengan skill dan inovasi baru, mengganti rutinitas yang biasa saja, menuju rutinitas yang luar biasa. Yang tidak kalah pentingnya menyiapkan langkah-langkah keberlanjutan usaha.

Saat pandemi sebagian besar pelaku usaha UMKM berupaya bertahan dengan melakukan sejumlah strategi. Strategi yang ditempuh antara lain melakukan prioritas usaha dengan fokus pada bisnis inti, melakukan perubahan layanan dari offline ke online, melakukan pivoting atau pengembangan model bisnis dengan tetap fokus pada tujuan bisnis bahkan sebagian besar pelaku UMKM untuk sementara mengganti model bisnisnya agar bisa survive .

Baca Juga :  Dukung Pertumbuhan UMKM, Kumala Group dan TDA Makassar Jalin Kerjasama

Pelaku UMKM saat ini mulai bangkit dan melakukan adapatasi memasuki tatanan new normal dengan menyiapkan rencana matang yang siap untuk bangkit kembali. Tatanan new normal menuntut pelaku UMKM beraktivitas dengan standar protokol kesehatan dan mengikui tren perubahan masyarakat, mengevaluasi perilaku dan kepuasan konsumen, jaminan purna jual, membangun branding dan terhubung dengan platform online.

Pada akhirnya,  saatnya seluruh pihak bergotong-royong memberi dukungan konkret bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui gerakan nyata bela dan beli produk UMKM. Gerakan bangga buatan Indonesia yang belum lama ini diluncurkan diharapkan ini dapat berkelanjutan dan didukung oleh berbagai program penguatan UMKM sebagai pilar perekonomian nasional dan momentum kebangkitan produk-produk Indonesia. Dengan hari UMKM Internasional saatnya digelorakan kolaborasi dan saling membantu untuk memperkuat para pelaku UMKM menyambut musim semi pasca pandemi.

Penulis: Bahrul ulum Ilham Koordinator Konsultan PLUT Sulawesi Selatan

Baca artikel terbaru Sulselpedia di Google News