Sulselpedia.com – Seruan aksi penolakan terhadap kebijakan penyesuaian kenaikan harga BBM masih terus disuarakan oleh berbagai kelompok masyarakat.
Terbaru datang dari puluhan perwakilan pelaku dan penggiat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Sulsel yang mengatasnamakan diri Forum Gerakan UMKM Sulsel.
Para pelaku UMKM tersebut melakukan aksi menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada Rabu, 14 September 2022 di pertigaan jalan Bouelevard-Pettarani Kota Makassar.
Massa aksi yang berasal dari berbagai perhimpunan dan perkumpulan UMKM ini membentangkan sejumlah spanduk yang berisi tuntutan dan seruan penolakan BBM, menggelar orasi dan membagikan selebaran pernyataan sikap kepada pengguna jalan yang melintas.
Aksi ini didominasi ibu-ibu pelaku UMKM serta turut hadir beberapa penggiat dan penggerak UMKM seperti ketua Asosiasi Aspehorti, Agus Khalik, ketua ABDSI Sulsel, Salman Sahmad, penggiat Makassarpreneur, Bahrul ulum, ketua SEI Lili Nurliah, aktifis BMT, Sahrir Leying dan penggerak UMKM lainnya.
Salah satu Kordinator aksi FG UMKM Sulsel, Asfar Mutaaly menyampaikan dalam orasinya bahwa aksi ini sebagai wujud suara penolakan UMKM sebagai pihak yang paling terdampak dengan kenaikan BBM.
Menurutnya, saat UMKM tertatih-tatih karena dampak pandemi, Pemerintah malah menaikkan harga BBM. Padahal UMKM adalah urat nadi perekonomian nasional yang jumlah mencapai sebanyak 64,6 juta unit di Indonesia dan di Sulawesi Selatan mencapai 1,5 juta unit.
“Jika subsidi BBM membebani struktur APBN saat ini harusnya pemerintah justru mengevaluasi program mega proyek yang tidak bersentuhan dengan masyarakat secara langsung bukan malah mencabut subsidi selama ini mayoritas digunakan oleh masyarakat umum termasuk UMKM dalam menjalankan usahanya setiap hari, bisa dibayangkan BBM Naik, Transfortasi Naik, Bahan Baku Naik, UMKM Mau pasang harga berapa? Apa bisa jualan?,” ujar pria yang juga Wakil Ketua Akumandiri Sulsel ini.
Beberapa pelaku UMKM di lokasi aksi mengatakan, saat ini UMKM dihadapkan dengan kenyataan serba sulit karena sebelum harga BBM naik, semua harga kebutuhan sudah tinggi, dan setelah harga BBM naik maka harga pun semakin meroket.
Aksi ini berlangsung damai dan tidak memacetkan jalan. Pada akhir aksi, ketua Forum Gerakan UMKM Sulsel membacakan pernyataan sikap dengan poin utama sebagai berikut:
1) MENOLAK KENAIKAN HARGA BBM karena berdampak langsung pada masyarakat khususnya pelaku UMKM yang selama ini menjadi urat nadi perekonomian nasional.
2) KENAIKAN BBM ADALAH KEBIJAKAN ZALIM yang akan berujung pada memiskinkan rakyat, apalagi rakyat dan pelaku UMKM masih tertatih-tatih untuk bangkit akibat pandemi selama 2 (dua) tahun
3) KENAIKAN BBM ADALAH KEBIJAKAN TIDAK PRO RAKYAT DAN KONTRA PRODUKTIF dengan jargon pemerintah yang mendukung UMKM seperti UMKM Naik kelas, perlindungan atau pemberdayaan UMKM.
4) MEMINTA PEMERINTAH MENINJAU KEMBALI KENAIKAN BBM DAN TIDAK MENCABUT SUBSIDI karena Indonesia lebih banyak yang miskin dan merasakan langsung dampak kenaikan BBM. Bila alasan pemerintah karena APBN tidak kuat menanggung beban subsidi, seharusnya pemerintah mengoreksi rencana pelaksanaan proyek ambisius yang ada seperti IKN, dan dialihkan untuk kepentingan rakyat.(*)