Sulselpedia.com – Seperti yang kita ketahui bahwa Covid-19 sudah lebih satu tahun menjadi pandemi di seluruh dunia. Pandemi ini mengharuskan masyarakat menghentikan aktivitas di luar rumah. Kemudian, masyarakat harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, menjaga jarak, memakai masker.
Bahkan banyak perusahaan yg sudah melakukan PHK kepada karyawannya. Sudah banyak perusahaan di era covid-19 ini mengalami kemunduran atau rugi.
Tidak hanya berdampak pada perusahaan, pandemi juga memberikan dampak besar terhadap pendidikan. Dengan melakukan pembelajaran sekolah online bisa terjadi keterbatasan interaksi antara guru dan siswa, bahkan banyak siswa yang sulit untuk memahami penjelasan dari guru.
Belajar online bagi masyarakat miskin itu hal yang sulit, dimana banyak keluarga miskin yang tidak memiliki HP, tidak tahu teknologi, tidak ada jaringan, bahkan mungkin ada yang tidak tau bagiamana mengakses internet.
Menurut salah satu siswi dari SMAN 6 BONE, A. Arfiani Ashar mengatakan bahwa banyak sekali dampak yang ditimbulkan dalam pembelajaran online. “Salah satu dampak yang sangat saya rasakan dan mungkin juga dirasakan oleh siswa siswi lainnya adalah kurang mengerti dengan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dan mungkin juga adanya kendala jaringan,” katanya.
Dengan tidak adanya HP atau kouta internet, bisa saja siswa putus sekolah sehingga dapat menimbulkan ketimpangan dalam pendidikan, sehingga pendidikan di Indonesia tidak stabil atau menurun.
“Tentunya dana bos (Bantuan Operasional Sekolah) bisa digunakan sekolah untuk membeli smartphone, tablet, maupun laptop sehingga bisa dipinjamkan ke anak-anak,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.
Agar bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan pembelajaran jarak jauh selama pandemi ini, kemendikbud sudah punya rencana membeli laptop untuk sekolah-sekolah yang bakal menerapkan asesmen kompetensi online.
Namun belajar online atau daring diperkotaan mungkin bukanlah hal yang sulit, karena adanya HP, jaringan yang lancar atau luas sehingga gampang untuk belajar tapi bagi masyarakat di daerah pedesaan tidak. Banyak kasus yang terjadi di masyarakat agar bisa ikut sekolah online, harus naik gunung atau mencari daerah yang ada jaringannya.(*)
(*)Penulis: Nur Afni (Mahasiswa UIN Alauddin Makassar)