OPINI  

4 Cara Jitu Menjadi Mahasiswa yang Sukses

Ilustrasi

OPINI, SULSELPEDIA – Sudah sepatutnya kamu berbangga jika saat ini kamu sedang merasakan status sebagai mahasiswa. Bukan tanpa alasan, mahasiswa seringkali digadang-gadang sebagai agent of change, moral force, dan social control, wih keren banget kan. Apalagi dengan statusmu sebagai mahasiswa, kemungkinan kamu bisa mendapat pekerjaan akan meningkat dibandingkan dengan mereka yang tidak berkuliah.

Belum lagi proses yang kamu lalui untuk mendapatkan status sebagai mahasiswa terbilang tidak mudah. Ada beberapa jalur yang harus kamu lalui, baik itu dengan pelacakan prestasi akademikmu selama bersekolah, melalui tes yang dilakukan serentak secara nasional, atau tes langsung di PTN terkait. Hal ini diterangkan dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 126 tahun 2016 tentang pola penerimaan mahasiswa baru yaitu jalur SNMPTM, SBMPTN, dan Mandiri.

Setelah berhasil melulusi jalur yang telah disediakan, masih ada lagi tantangan yang harus kamu lalui yaitu membayar Uang Kuliah Tunggal. Saat ini UKT menjadi topik hangat yang sering dibicarakan kakak-kakak mahasiswa. Ada yang berpendapat bahwa UKT saat ini mahal lah, tidak sesuai lah, butuh transparansi lah. Singkatnya UKT dirasakan masih memiliki banyak polemik. Terkait mahal atau tidak, sila cek sendiri di Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 39 tahun 2016 tentang BKT dan UKT. Tapi sebagai referensi UKT golongan V prodi Farmasi Universitas Brawijaya adalah Rp.10.000.000 (lampiran IV).

Baca Juga :  Seorang Ayah di Makassar Gantikan Wisuda Anaknya yang Meninggal

Karena itu, agar kamu tidak menyianyiakan segala pengorbananmu dan bisa menjadi mahasiswa yang sukses dan berprestasi, berikut ini 4 tips yang bisa kamu ikuti:

1. Fokus sama IPK

Hal pertama yang harus kamu pahami adalah IPK itu adalah prioritas utama kamu. jangan coba-coba pikirkan hal lain apalagi sok-sokan memikirkan nasib rakyat. Tujuan kamu berkuliah adalah untuk belajar, mendapatkan ipk tinggi, lulus dengan cepat, dan mendapatkan pekerjaan. IPK itu adalah indikator kepintaran mahasiswa, jadi jangan dulu deh kamu jauh-jauh baca F. Nietszche, Marx, atau Amartya Zein, cukup baca modul saja. Ingat, IPK adalah indikator kecerdasanmu di Kampus. Bukan seberapa banyak buku yang sudah kamu baca.

2. Jangan Menanyakan Masa jabatan rektormu

Jadi gini, kamu itukan mahasiswa, sementara rektor kamu itu adalah Professor atau minimal Doktor. Beliau pastinya lebih pahamlah masalah masa jabatan dibanding kamu. wong beliau udah lulus S1,S2, dan S3, lah kamu skripsi aja masih revisi. Jadi beliau pasti paham kalau masa jabatan rektor itu hanya 2 periode (1 periode=4 tahun) seperti yang tertuang dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2010, tepatnya di pasal 8.

Baca Juga :  Polemik Urgensi Kecakapan berbahasa Inggris di Indonesia

Apa?, kamu bertanya kenapa rektor UIM (Universitas Islam Makassar) masa jabatannya 3 periode dan kamu di D.O?. ya, itukan resiko kamu, kan tadi sudah saya bilang tugas kamu  sebagai mahasiswa itu adalah belajar. Masalah masa jabatan rektormu, yakin saja beliau itu  lebih paham dari kamu.

3. Jangan memikirkan masalah orang lain yang tidak merugikan kamu, walaupun merugikan orang lain

Nah satu lagi yang harus kamu pahami, Pendidikan saat ini adalah komoditas, sama halnya dengan kesehatan dan 10 jasa  lainnya yang telah diatur dalam perjanjian GATS (General Agreement Trade in Services) di bawah WTO. Sudah semestinya dan sewajarnya pendidikan itu di komersialisasikan. Jadi ngak usah heran kalau pendidikan itu mahal. Tujuannya kan memang untuk mencari keuntungan.

Tapi kan dalam UUD 1945 pasal 31 (1) mengatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, lantas jika pendidikan itu mahal bukankah orang-orang yang tidak memiliki kemampuan finansial yang mencukupi tidak akan bisa mengakses pendidikan?.

Tadi kan sudah saya bilang, tugas kamu hanya belajar ngak usah mikirin uang kuliah yang tiap tahunnya bertambah mahal. Toh kamu kan tidak dirugikan dengan kebijakan ini, yang akan merasakan kenaikan uang kuliah adalah mahasiswa baru. Kalau kamu tidak dirugikan tidak perlu diambil pusing. Cukup yang merugi saja yang pusing. Gampangkan.

Baca Juga :  Polda Sulsel Ungkap Kasus Teror VCS Mahasiswi

4. Jangan menggugat kenaikan uang kuliah tunggal , bahkan yang melewati batas aturan permenristekdikti

Karena pendidikan kini telah menjadi komoditas. Maka wajar jika kampus  berubah menjadi pasar. Harga yang ditentukan tentunya harus mengikuti pangsa pasar dan harus kompetitif. Atau jangan-jangan kamu masih meragukan kualitas pendidikan yang mahal?. Pendidikan yang berkualitas itu memang harus mahal, dan kamu harus menerima itu.

Walaupun di Kuba, Negara yang memiliki pendapatan perkapita yang rendah tapi menerapkan pendidikan gratis, menjadi salah satu negara yang paling sukses memerangi buta-huruf. Menurut laporan PBB, 100% orang Kuba yang berusia 17-24 bebas buta-huruf. Sedangkan melek huruf untuk orang dewasa (15+) mencapai 99,8%. Kuba berada di peringkat 10 dari 125 negara untuk tingkat melek huruf orang dewasa. (berdikarionline.com). Hal ini tidak menjadi bukti kalau pendidikan gratis itu berkualitas. Sekali lagi kamu harus yakin saja kalau pendidikan mahal itulah yang berkualitas. Jadi alasan tiap perguruan tinggi di Indonesia selalu menaikkan Uang Kuliah Tunggalnya tiap tahun adalah hal yang wajar. Bahkan melebihi dari ketetapan permenristekdikti-pun juga tidak masalah.

Sekian tips cara jitu menjadi mahasiswa yang berprestasi. Silahkan dibaca dan dimaknai sendiri.

Penulis: Muh. Wahyu Setiawan

Baca artikel terbaru Sulselpedia di Google News