SIEJ Sulsel Serukan Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai

SULSELPEDIA – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada Kamis (5/6), Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Sulawesi Selatan menyerukan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Seruan ini bertujuan menekan dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan akibat akumulasi sampah plastik yang sulit terurai.

“Kami menyerukan masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan kantong plastik. Jika terus digunakan, plastik ini akan menjadi sampah yang berpotensi menimbulkan bencana lingkungan,” ujar Koordinator Simpul SIEJ Sulawesi Selatan, Darwin Fatir, di Makassar.

Dalam momentum peringatan ini, SIEJ Sulsel juga mengajak masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik kresek sebagai wadah daging kurban pada Hari Raya Idul Adha, Jumat (6/6). 

Sebagai gantinya, masyarakat diimbau menggunakan wadah ramah lingkungan seperti besek bambu, wadah besi, baskom plastik, atau kantong kain.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulawesi Selatan, terdapat 136.817 hewan kurban yang siap disembelih pada tahun ini.

Jumlah ini memperkirakan penggunaan jutaan kantong plastik jika langkah mitigasi tidak segera diterapkan.

Darwin menekankan bahwa langkah ini bukan hanya soal estetika lingkungan, tetapi juga tentang mencegah penumpukan sampah plastik yang semakin sulit dikendalikan.

Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah timbunan sampah nasional pada 2025 mencapai 33,621 juta ton per tahun, dengan 39,91 persen atau sekitar 13,417 juta ton tidak terkelola dengan baik.

Selain masalah sampah plastik, data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar mencatat peningkatan jumlah sampah di TPA Manggala, Antang, dari 868 ton per hari pada 2021 menjadi 905 ton per hari pada 2022.

Pada 2024, produksi sampah di Kota Makassar menembus angka 4,1 juta ton per tahun, dengan setiap individu diperkirakan menghasilkan 0,6–1 gram sampah per hari.

Darwin menambahkan, TPA Manggala yang memiliki luas 19,1 hektare diperkirakan hanya mampu bertahan hingga dua tahun ke depan.

Ia mengingatkan bahwa tanpa langkah serius dalam pengelolaan sampah, bencana lingkungan akan menjadi ancaman nyata.

“Kami mendesak pemerintah dan masyarakat bersinergi untuk menekan pemakaian kantong plastik sekali pakai serta meningkatkan fasilitas pengelolaan sampah seperti TPS3R dan TPST,” pungkasnya.(**)

Baca artikel terbaru Sulselpedia di Google News