Sulselpedia.com – Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi sebesar -3,87 persen.
Pertumbuhan positif hanya didukung oleh delapan lapangan usaha, sisanya mengalami kontraksi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Yos Rusdiansyah mengatakan kontraksi disebabkan oleh melambatnya laju pertumbuhan pada sejumlah sektor ekonomi. Misalnya saja transportasi, perhotelan dan restoran, perdagangan, industri pengolahan, dan konsumsi rumah tangga.
“Sektor-sektor tersebut yang paling merasakan imbas dari pandemi Covid-19. Apalagi dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kebijakan bekerja dari rumah atau WFH oleh sejumlah perusahaan,” ujar Yos.
BPS mencatat sektor transportasi menurun hingga -51,15 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar -30,91 persen, jasa perusahaan sebesar -27,34 persen, perdagangan besar dan eceran sebesar -8,29 persen, industri pengolahan sebesar -8,23 persen, dan konstruksi sebesar -4,94 persen.
“Kategori Transportasi dan Pergudangan merupakan lapangan usaha yang paling dominan terhadap kontraksinya ekonomi Sulsel,” kata Yos.
Sementara itu pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 10,48 persen, diikuti Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 7,91 persen, Jasa Pendidikan sebesar 6,65 persen dan Real Estate sebesar 4,32 persen. Untuk lapangan usaha yang mengalami kontraksi mayoritas terjadi pada lapangan usaha yang terdampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan II-2020 (yoy), sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 0,73 persen, diikuti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,55 persen; Jasa Pendidikan sebesar 0,36 persen; dan Real Estate sebesar 0,14 persen.