Sulselpedia.com – PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar) terus melakukan upaya pemulihan terdampak bencana pasca gempa susulan yang mengguncang Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
PLN kemudian bergerak dan berhasil menyalakan kembali 682 gardu atau 72 persen gardu dari total 872 gardu terdampak.
General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid menyatakan PLN selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak gempa dengan melakukan penormalan listrik.
“PLN terus melakukan penormalan kembali agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan listrik pasca gempa. Hingga kini masih ada daerah yang masih padam, diantaranya Kecamatan Talapang, Talapang Barat, Simkep sebagian Mamuju, Sebagian Kecamatan Malunda dan Ulumanda,” ujar Hafid.
Hafid juga mengatakan PLN telah melakukan pemulihan listrik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju, yang juga sebagai posko pengungsi gempa.
“Rumah sakit memang menjadi prioritas kami dalam melakukan pemulihan kelistrikan. Ini menjadi titik vital, khususnya untuk memberikan perawatan kepada korban, ditambah lagi di RSUD Mamuju ini juga menjadi posko pengungsi gempa,” tukasnya, Minggu (17/1).
Selain rumah sakit, secara bertahap PLN telah berhasil memenuhi kebutuhan pasokan listrik di beberapa lokasi vital diantaranya posko-posko pengungsian, Markas Kepolisian Daerah Sulbar, Posko Komando Distrik Militer Bandara Tampa Padang, Posko Stadion Manakarra, Telkom, serta sebagian Penerangan Jalan Umum Kota Mamuju.
“Kami akan berupaya menyelesaikan pemulihan jaringan di jalur utama dan lokasi vital lainnya. Mohon doa dari seluruh masyarakat,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Bidang Perencanaan RSUD Mamuju, Wahyu menyampaikan penormalan listrik sangat dibutuhkan oleh rumah sakit untuk memberikan pertolongan dan perawatan kepada pasien korban gempa.
“Rata-rata pasien yang masuk memerlukan operasi dan tentu membutuhkan tenaga listrik. Sebelumnya kami menggunakan genset, sekarang kami sangat terbantu dengan adanya listrik dari PLN. Terima kasih kepada PLN,” tutur Wahyu.(*)