Sulselpedia.com – Sudah sepekan lebih harga kedelai naik. Kondisi ini diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga Mei nanti. Setelah itu, kemungkinan harga kedelai mulai landai.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kenaikan harga kedelai sudah mulai dirasakan para perajin tahu dan tempe dalam beberapa waktu terakhir.
“Kami melihat harga ini akan menguat terus sampai akhir Mei. Mudah-mudahan, Juni sudah mulai membaik,” ujarnya, Senin (11/1).
Meski begitu, Lutfi memastikan bahwa pasokan kedelai dalam 3-4 bulan ke depan tercukupi.
Sementara, soal harga, Kementerian Perdagangan mengklaim akan menjembatani antara importir kedelai, perajin dan pedagang tahu tempe.
“Saya janji kepada seluruh stakeholder kacang kedelai, akan terjadi pembicaraan yang khusus antara mereka. Saya, perajin, dan importir,” jelasnya.
Selain itu, Lutfi bakal menginformasikan harga wajar tahu tempe selama harga kedelai berada di atas Rp8.000 per kilogram (kg). Tujuannya, agar perajin tahu tempe bisa memperkirakan harga untuk produk mereka.
“Tiap akhir bulan, kami akan hitung berapa harga wajar tahu tempe, supaya pasar bisa mengerti. Jika bulan depan harga akan naik Rp100, misalnya untuk kedelai, harga tahu tempe tidak naik lebih dari Rp100-Rp200. Ini yang kami hitung,” ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mencatat harga kedelai di pasar internasional naik 9 persen dari kisaran US$11,92 menjadi US$12,95 per busel. Alhasil, harga kedelai impor yang dibeli Indonesia naik dari kisaran Rp9.000 menjadi Rp9.300 per kg.(*)