Sulselpedia.com – Keberkahan dan kegembiraan bulan Suci Ramadan 1445 H menyinari Indonesia Science Center (ISC) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada hari Kamis, 28/3. JNE terima penghargaan Program 1 Juta Al-Qur’an yang diterima secara langsung oleh Eri Palgunadi selaku SVP Marketing Group Head JNE. Acara yang diselenggarakan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) ini telah memberikan manfaat bagi lebih dari 18 provinsi di Tanah Air.
Melalui program Tebar Sejuta Al-Qur’an, Laznas BMH bersama Kang Maman Suherman, pejuang literasi tanah air yang gencar mengirimkan mushaf Al-Qur’an ke berbagai daerah di Indonesia. Dalam
program ini, JNE mengirimkan Al-Qur’an hingga ke pelosok daerah di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Eri Palgunadi mengungkapkan terimakasih kepada BMH dan Kang Maman selaku figur literasi nasional yang telah menginspirasi gerakan #tebarsejutaalquranbersamakangmamansuherman. “JNE turut berbagi kebahagiaan atas kontribusi yang dihasilkan. Terlibat dalam gerakan yang mengangkat literasi dan memperkokoh jaringan kebaikan adalah suatu kehormatan sejati.” hal ini sejalan dengan tagline kami “Connecting Happiness”, untuk dapat menghubungkan kebahagiaan bagi masyarakat.
Eri berharap semoga setiap bantuan yang kita salurkan mampu menyentuh lebih banyak hati dan menggerakkan lebih banyak tangan untuk bergabung dalam aksi sosial yang memberi makna bagi masyarakat. “Semoga bantuan yang diterima oleh anak-anak yatim – dhuafa tidak hanya membaca
Al-Qur’an sebagai rutinitas, tetapi menghidupkan nilai-nilai suci yang terkandung di dalamnya.”
Menurut Kang Maman Suherman, menebar Al-Qur’an bukan hanya semata menebar dan
menyebarkan teks saja, tapi juga menebarkan cahaya bagi jiwa-jiwa serta menjadi pondasi utama menuju keberilmuan, kesuksesan dan kebahagiaan. “Oleh karena itu, saya akan terus terlibat dalam gerakan Tebar Sejuta Al-Qur’an bersama BMH dan bantuan penyaluran bersama JNE Express”.
Selain menyalurkan Al-Qur’an dan perlengkapan salat bagi warga yang membutuhkan, BMH juga membantu menempatkan para da’i-da’i menjadi guru ngaji serta melakukan pembinaan keislaman
secara berkelanjutan di lokasi-lokasi pelosok terutama daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Kemudian Al-Qur’an dan peralatan sholat ini dibagikan dan diajarkan kepada jamaah dan penduduk setempat.