ITB Nobel Dorong Diversifikasi Komoditi Rumput Laut di Bantaeng

Sulselpedia.com – Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dikenal sebagai salah satu daerah sentra penghasil rumput laut. Dengan potensi lahan mencapai 5.395 hektar, produksi rumput laut di sepanjang pesisir Bantaeng terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2010, produksi rumput laut tercatat sebesar 6.897 ton kering, dan meningkat menjadi 10.677 ton kering pada tahun 2015. Melihat potensi yang terus berkembang ini, pengelolaan yang baik dapat mendongkrak nilai ekonominya secara signifikan.

Merespon peluang ini, dosen dari Nobel Indonesia Institute memberikan pelatihan diversifikasi produk rumput laut kepada masyarakat Desa Bonto Jai, Kecamatan Bisappu, Kabupaten Bantaeng.

Kegiatan yang berlangsung selama delapan bulan ini didukung oleh hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.

Tim pengusul, dipimpin oleh Dr. Ahmad Firman, S.E., M.Si., bersama dua anggota lainnya, Istiqamah Muslimin, S.Pi., M.Si., dan Faizal Rizal, S.P., M.M., fokus pada pelatihan manajemen usaha, produksi, hingga pemasaran, termasuk pemanfaatan media sosial untuk promosi.

“Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman kewirausahaan masyarakat. Produk rumput laut bisa dikembangkan menjadi beragam inovasi dengan pemasaran yang lebih luas,” ujar Dr. Ahmad Firman.

Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian, dan Pengembangan Masyarakat (LP3M) ITB Nobel Indonesia, Dr. Fitriani Latief, SP., M.M., turut memantau jalannya kegiatan.

Ia menyampaikan bahwa Desa Bonto Jai akan dijadikan desa binaan ITB Nobel Indonesia untuk keberlanjutan program pendampingan ini.

Ketua Pokdakan Permata Laut, Toni Budiawan, menyampaikan rasa terima kasih atas pelatihan ini dan berharap kerja sama dapat berlanjut di masa depan. Sementara itu, Kepala Desa Bonto Jai, Amiluddin, S.E., M.M., menyambut baik inisiatif tersebut.

“Kami berharap pelatihan ini membuka peluang baru bagi masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, sehingga rumput laut bukan hanya menjadi komoditas, tetapi juga potensi yang bisa dikembangkan lebih jauh,” jelasnya.(*)

Baca artikel terbaru Sulselpedia di Google News