Sulselpedia.com – Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan menggelar edukasi syariah melalui pertemuan daring pada Rabu (17/06).
Kegiatan dibuka oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Bapak Andi Sudirman Sulaiman serta dihadiri oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sulawesi Selatan dan mahasiswa/i.
Hadir pula sebagai narasumber, Imam Rulyawan, Direktur Utama Dompet Dhuafa dan Irfan Sukarna, Deputi Direktur, Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia.
Wakil Gubernur melalui sambutannya menyampaikan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mendukung pengembangan industri halal seiring dengan besarnya potensi ekonomi syariah di Sulawesi Selatan.
Sementara Imam Rulyawan menyampaikan potensi wakaf untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa sehingga diperlukan kesadaran masyarakat yang lebih luas untuk melakukan wakaf baik dalam bentuk tanah maupun tunai.
Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulawessi Selatan, Endang Kurnia Saputra mengatakan Indonesia utamanya Sulawesi Selatan memiliki potensi wakaf yang besar.
“Indonesia tercatat sebagai negara dengan harta wakaf tanah terluas di dunia yang mencapai 440 ribu hektar, dimana 73,7% pemanfaatannya masih digunakan untuk pembangunan tempat ibadah (masjid dan mushola), 10,4% pembangunan sekolah/yayasan, 8,3% tujuan sosial lainnya, 4,6% sebagai pemakaman umum dan 3,0% dijadikan pesantren. Sementara itu, bila diperhatikan berdasarkan wilayah, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan kontributor tanah wakaf terluas kedua setelah Provinsi Riau dengan luasan mencapai 102 ribu hektar atau 23,4%. Belum lagi bila melihat potensi wakaf tunai produktif di Sulawesi Selatan, dengan jumlah penduduk mencapai 8,7 juta jiwa dimana 89,6%-nya merupakan Muslim, dengan skema moderat dimana disimulasikan sebanyak 50% dari jumlah penduduk Muslim Sulsel berwakaf uang senilai Rp10 ribu per bulan, maka akan terkumpul dana mencapai Rp39 miliar per bulan atau mencapai Rp468 miliar per tahun,” ucap Endang.
Ia menambahkan, Bank Indonesia saat in berupaya mendorong pengembangan ekonomi syariah.
“Sebagai bentuk komitmen Bank Indonesia, melalui sinergi bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Wakaf Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional, Masyarakat Ekonomi Syariah dan seluruh stakeholder terkait, dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, telah mencanangkan program pemberdayaan sumber daya insani melalui penguatan riset, asesmen dan edukasi yang menjadi strategi dasar untuk mencapai tujuannya yakni mendukung terwujudnya Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia yang dipercaya akan berdampak positif bagi penguatan stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kesejahteraan masyarakat secara umum,” tambahnya.