SULSELPEDIA – Anggota DPR/MPR RI Meity Rahmatia bersama Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar kegiatan implementasi nilai-nilai Pancasila melalui permainan tradisional di Hotel Swiss-Belinn Panakkukang, Makassar, Selasa (26/8).
Acara tersebut juga dirangkaikan dengan sosialisasi bertajuk “Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila” dengan menghadirkan akademisi Dr. Luhur Prianto, Prof. Muhammad Sabri, dan Dr. Abdul Wahid sebagai pemateri.
Meity Rahmatia menekankan pentingnya pendidikan Pancasila yang dimulai dari lingkup keluarga.
“Pendidikan Pancasila jangan dimulai dari luar, tapi dari rumah. Seorang ibu adalah pemimpin pertama bagi anak. Jangan hilangkan moral dasar dalam keluarga, seperti mengajarkan sholat, makan dengan tangan kanan, serta kejujuran,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembinaan nilai Pancasila dalam keluarga akan melahirkan generasi berkarakter, bersatu, dan sejahtera.
Sementara itu, Dr. Luhur Prianto menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya konsep, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan, terutama di ruang publik.
“Pancasila di ruang publik adalah bagaimana gotong royong, tenggang rasa, dan persatuan benar-benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar simbol,” katanya.
Prof. Muhammad Sabri menekankan Pancasila sebagai ideologi negara yang lahir dari jiwa bangsa Indonesia dan menjadi dasar dalam meraih cita-cita nasional.
Sedangkan Dr. Abdul Wahid menyoroti permainan tradisional sebagai media implementasi Pancasila.
“Permainan tradisional bukan sekadar hiburan, tetapi sarana pendidikan moral dan sosial. Nilai-nilai di dalamnya sejalan dengan Pancasila, seperti sportivitas, kebersamaan, dan menghargai perbedaan,” jelasnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sekaligus menumbuhkan semangat persatuan di tengah tantangan globalisasi.(**)